Siapa bilang membeli sampo dalam botol besar lebih hemat dibanding
yang kecil? Yuk, cek dulu mana yang lebih hemat sebelum memutuskan untuk
belanja.

1. Tunai vs kartu kredit
Membawa uang tunai secukupnya memang bisa menghindari kita belanja
secara impulsif. Termasuk meninggalkan kartu kredit di rumah bila tidak
diperlukan. Bila cara itu sudah sering kita lakukan, waktunya memilah
kapan harus bayar tunai atau cicilan. Karena membayar cash tak selalu hemat dan kartu kredit bisa memberi kita diskon berlipat.
Pilih bayar tunai untuk:
* Makan.
Kartu kredit memang menjanjikan diskon hingga 50 persen di resto tertentu. Namun, promo tersebut cenderung membuat kita lebih boros soal makanan.
Baik transportasi, uang makan, hingga belanja pakaian sebaiknya gunakan
uang Anda sendiri. Pasalnya, kartu kredit bukan “uang tambahan”
melainkan utang yang akan ditagih satu bulan kemudian.
Pilih kartu kredit untuk:
* Tiket pesawat dan tiket konser.
Dibanding harus anteri dan berisiko kehabisan, kartu kredit memberi
kemudahan dalam “dunia per-tiket-an”. Tak hanya praktis, banyak kartu
kredit yang bekerja sama dengan perusahaan penerbangan dan promotor
musik untuk memberi diskon atau promo buy 1 get 1 free.
* Transaksi di luar negeri.
Baik hotel atau tiket masuk tempat wisata di luar negeri ternyata memiliki harga transaksi online 30 persen lebih murah dibanding bila kita melakukan transaksi di tempat. Misalnya, harga tiket online Universal Studio sekitar Rp 470.000, sedang bila kita membeli di lokasi bisa sampai Rp 750.000. Hemat kan?
Saat jumlah tabungan tak mencukupi untuk membeli tablet impian, sedang
gaji juga pas-pasan, cicilan dengan bunga nol persel bisa menjadi cara
mudah yang tak terlalu menguras kantong.
2. Dine in vs delivery
Bila membeli dalam jumlah banyak, untuk acara kantor atau pesta keluarga misalnya, membeli makanan dengan cara delivery order terbukti
lebih praktis dibanding harus mengeluarkan biaya bensin atau taksi
untuk membeli langsung. Namun, bila hanya untuk konsumsi pribadi, saat
malas keluar makan siang misalnya, cara ini bisa membuat kita lebih
boros karena akan dikenakan biaya antar atau minimum pembelian.
3. Kemasan besar vs kemasan kecil
Percaya atau tidak, membeli sabun atau body lotion ukuran kecil
akan lebih hemat dibanding membeli ukuran besar. Pasalnya, beberapa
peneliti menemukan, hemat atau tidaknya tak melulu ditentukan oleh
harga, namun pemakaian kita sendiri.
Saat kita melihat kemasan besar, secara psikologis kita akan merasa
kalau persediaan masih banyak. Tanpa sadar, perasaan itu membuat
pemakaian lotion atau sabun juga lebih banyak sehingga cepat
habis. Sedang kemasan kecil membuat kita lebih irit karena melihat
jumlah yang sedikit. Ini juga berlaku dalam porsi makanan. Menurut
penelitian, membeli makanan atau camilan dalam ukuran besar justru
membuat kita makan 44 persen lebih banyak.
4. Belanja harian vs bulanan
Menyisihkan uang belanja di awal bulan memang menjadi solusi tepat agar
pengeluaran tak melambung akibat belanja tidak penting. Misalnya, bila
gaji perbulan Rp 5 juta, kita bisa menyisihkan 20 persen untuk belanja.
Artinya, hanya Rp 1 juta yang boleh kita gunakan, tidak lebih.
Selanjutnya, tentukan barang apa saja yang sebaiknya dibeli secara
bulanan atau harian. Produk yang dipakai rutin, seperti sabun, sampo, sabun cuci, atau
pasta gigi sebaiknya dibeli secara berkala, yaitu tiap kali persediaan
habis. Pasalnya, banyak dari kita yang ternyata menghabiskan uang untuk
“memborong” dalam jumlah banyak namun akhirnya menumpuk.
Bahan makanan segar, seperti daging, sayur, dan buah sebaiknya dibeli
secara harian atau saat kita membutuhkannya. Misalnya, keinginan diet
membuat perempuan cenderung “memenuhi” kulkas dengan stok buah. Padahal,
buah hanya bisa bertahan segara selama 3 hari. Alhasil, karena tidak
sepat memakannya, buah terpaksa dibuang karena tidak lagi segar.
Lain halnya dengan pakaian. Lakukan secara bulanan agar hasrat
membeli baju baru bisa ditahan. Misalnya, buatlah janji pada diri
sendiri kalau Anda hanya boleh membeli dua potong pakaian dalam satu
bulan. Terserah kapan Anda akan membeli, yang pasti dalam satu bulan
hanya ada dua kali kesempatan untuk membelinya.
5. Belanja langsung vs online shopping
Baik belanja langsung di mal atau menggunakan jasa online shop, keduanya memiliki nilai plus dan minus. Agar tak kecewa, lakukan:
* Sebelum membeli, pastikan toko online yang kita kunjungi memiliki riwayat yang baik, entah kualitas barang atau kredibilitas penjual.
* Untuk membeli pakaian atau tas, toko online bisa menghemat waktu, tenaga, dan ongkos. Mintalah informasi lengkap tentang bahan, ukuran, serta garansi bila ada cacat produk.
Untuk sepatu, barang elektronik, atau gadget disarankan untuk membelinya langsung. Tak seperti pakaian yang masih bisa dimodifikasi bila tak sesuai harapan, “sepatu online” yang tak nyaman atau gadget dengan cacat produk, akan lebih menguras waktu, tenaga, dan biaya dibanding membelinya langsung.
Sumber: Kompas
No comments:
Post a Comment
Mohon di isi dengan bahasa yang sopan yah. Terima Kasih.